Skip to main content

Enaknya Anak-anak

Ilustrasi: dibingkai.blogspot.com

Dulu, sewaktu masih jadi anak-anak, menjadi dewasa seperti terasa lama. Menjadi dewasa berarti bisa melakukan hal-hal yang lebih hebat dari anak-anak. Boleh melakukan ini dan itu. BEBAS!

Namun kini, setelah dewasa, berumur, setengah baya, justru merindukan masa-masa menjadi anak-anak. BEBAS!

Sama-sama bebas, tapi beda rasa dan makna. Waktu anak-anak aku tidak pernah tahu bebasnya orang dewasa itu disertai tanggung jawab. Sedangkan bebasnya anak-anak adalah bebas dari tanggung jawab atas perbuatannya. Kalaupun sampai melakukan kesalahan, itu adalah tanggung jawab orang tuanya untuk mendidiknya.

Tapi tetep, buat aku yang sudah "dewasa" ini menjadi anak-anak itu lebih enak. Bisa main apa saja yang kita mau. Berkhayal sambil lari-lari membawa pesawat-pesawatan tanpa harus merasa risih dengan pandangan orang-orang. Bebas mengekspresikan imajinasi. Berteman tanpa harus mempunyai kepentingan. Marahan sampai nangis. Berkelahi sampai bonyok. Setelah itu berlalu begitu saja. Tak ada dendam. Besoknya main bareng lagi. Marahan lagi, rebutan mainan lagi, ejek-ejekan lagi, nangis lagi sampai ingusan. Besok sudah lupa dan tetap main lagi. Dengan teman yang sama. Ah indahnya...

Yang masih jadi pertanyaan dikepalaku adalah kenapa aku malah main air waktu banjir? Ya namanya juga anak-anak... Hehehe. Dulu tidak cuma main air, aku dan beberapa teman malah keliling kampung mencari lokasi banjir yang kira-kira tingginya sepinggang biar bisa dipakai berenang. Hahaha..

Kalau sekarang begitu ketemu banjir malah sibuk melipir cari tempat aman. Biar motor gak mogok dan badan tidak kotor. Beda jauh kan?

Belajar naik sepeda adalah salah satu momen terbaik dimasa kecilku. Mulai dengan dibantu roda samping hingga kemudian tanpa roda bantuan, hanya dipegangi Bapak untuk menjaga keseimbangan hingga terjadi hal yang paling mengenaskan: aku nyungsep masuk selokan kecil dipinggir jalan kampung. Selokan jaman dulu masih berupa tanah yang pinggirnya ditubuhi rumput liar tanpa bata penahan atau trotoar. Hiks, jadi inget almarhum Bapak...

Akan panjang jika semua kisah masa kecil diceritakan semua disini. Tapi intinya masa menjadi anak-anak adalah masa dimana aku membangun dasar pemahamanku tentang hidup dan kehidupan. Masa anak-anak adalah anugerah dari Allah yang sangat aku syukuri. Dari masa kecilku itu pula aku belajar memahami anak-anakku meski kini mungkin dunia yang dihadapinya berbeda, tapi aku tahu secara psikologis itu tidak akan berubah sampai kapanpun. Terima kasih Ya Rabb...


Comments

Popular posts from this blog

Pray For Surabaya

Aku Jodohmu

ilustrasi: waspadaonline Jika kamu percaya aku adalah jodohmu, jangan pernah takut kehilangan aku Jika aku jodohmu, kita akan bertemu nanti di surga Dua insan yang dijodohkan oleh Tuhan tidak mungkin dipisahkan oleh kekuatan apapun Semua kekuatan akan kembali kepada Tuhan Tetaplah bertahan sayang Semua pasti berlalu Tuhan selalu bersama kita dalam suka duka kita Percayalah Jangan pernah takut akan berlaluku Jangan sedih akan semua bayangan ketidakpercayaan akan cintaku Selalu ada ruang dan waktu bagi cinta kita Hanya soal waktu sebelum cinta kita menyatu seperti yang kita mau